Prof Dr KH Sutan Nasomal Menyarankan Indonesia Untuk Keluar dari PBB
JAKARTA |BIDIKDUNIA.Com)-Aksi militer Israel – Palestina saling melakukan penyerangan dan pemboman ke beberapa tempat vital seperti tempat penampungan pengungsi masih kerap terjadi
Ada 14.000 Tewas
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan data terbaru korban tewas, Rabu. Dalam updatenya diketahui 14.128 warga Palestina tewas karena serangan Israel ke wilayah itu.
Data diakumulasi sejak 7 Oktober, mengutip The Guardian. Dari seluruh korban, sebanyak 5.600 anak-anak dan 3.550 perempuan.
Hukum Hak Asasi Manusia seperti pilih kasih dan tidak bisa melindungi orang tua renta dan anak anak Palestina.
Sehingga Para Kepala Negara sudah beberapa kali melakukan pertemuan agar perang ini di hentikan tetapi tidak juga mendapatkan hasil apa- apa.
Menggunakan Bom terlarang seperti fosfor putih yang merusak dan membuat hangus tubuh anak anak kecil semakin menjadi jadi.
Pendudukan Israel menargetkan sekolah-sekolah UNWRA di mana ribuan pengungsi berlindung dari fosfor putih dan peluru artileri di kamp Beach, Gaza,” demikian pernyataan dalam video yang diunggah oleh akun instagram Ahmedhijazee,
Fosfor putih adalah zat beracun seperti lilin yang terbakar pada suhu lebih dari 800 derajat Celcius (hampir 1.500 derajat Fahrenheit) suhu ini cukup tinggi untuk melelehkan logam.
Fosfor putih dapat membakar kulit hingga ke tulang, dan bahan kimia dapat diserap oleh tubuh, menyebabkan disfungsi di banyak organ, termasuk hati, ginjal, dan jantung.
PBB mengapa lemah dan tak mampu membela masyarakat Palestina
Jika Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak bisa menghentikan Israel maka negara-negara di dunia harus bersatu untuk menghentikan kekejian Israel tanpa PBB.
“PBB selalu mengalami kelumpuhan akut ketika berhadapan dengan kejahatan Israel terhadap Palestina. Padahal Israel negara penjajah telah melakukan kejahatan luar biasa dengan menyerang Palestina tanpa membedakan antara tentara dengan rakyat sipil termasuk perempuan dan anak-anak,”
Indonesia secara khusus harus melakukan tindakan lebih nyata. Jika hari ini, jelasnya, PBB tidak turun langsung memberikan perlindungan kepada rakyat Palestina dalam bentuk pasukan perdamaian PBB maka Indonesia harus mengirimkan pasukan perdamaian ke Palestina atas nama rakyat Indonesia karena ini adalah tugas kemanusiaan,” Prof Sutan Nasomal menyarankan.
Negara Indonesia dan negara-negara di dunia tidak bisa mengirimkan pasukan perdamaian ke Palestina karena tidak ada persetujuan dari Dewan Keamanan PBB.
Persetujuan pengiriman pasukan perdamaian, urainya, tidak akan pernah terjadi selama Amerika Serikat selalu melindungi Israel dengan melakukan penolakan (veto) terhadap resolusi PBB untuk mengirimkan pasukan perdamaian.